Jakarta, 2 Mei 2019 – Viro, perusahaan penyedia solusi-solusi material inovatif untuk desain arsitektural dan interior, kembali hadir di ajang CASA Indonesia 2019 dengan membawa kejutan berupa kolaborasi dengan pematung Joko Avianto di karya berjudul Clouds.
Selain bekerja dengan pematung yang sebelumnya populer dengan karya “Getah-Getih” yang dipamerkan di Bundaran Hotel Indonesia, Viro tetap menjalin kerja sama untuk membangun booth bertema The Nusantara Coast bersama desainer interior ternama KEZIA KARIN Studio.
Kolaborasi Viro dalam seni instalasi ini merupakan bentuk dari ekspansi bisnis perusahaan untuk secara lebih jauh menguji kemampuan bahan eco faux inovatif miliknya di ragam industri selain desain interior dan arsitektur.
“Tahun ini, Viro memiliki ambisi untuk terus menguji kreativitas dan inovasi bahan eco faux yang kami miliki. Setelah sebelumnya terjun ke dunia fesyen melalui kolaborasi dengan Pak Musa Widyatmodjo dalam membuat kostum untuk pembukaan acara Indonesia Fashion Week 2019, kami mencoba untuk masuk dalam industri seni instalasi yang memiliki kebutuhan karakter material yang tentunya berbeda dengan fesyen maupun arsitektur,” ujar Johan Yang, Executive Vice President dari PT Polymindo Permata, perusahaan pemilik merek Viro.
Viro memasok bahan eco faux yang menyerupai bambu bagi karya Clouds dari Joko Avianto yang terdiri atas empat panel yang membingkai ketidakteraturan menjadi keindahan.
“Melalui Clouds, saya ingin menyampaikan bahwa kebenaran adalah hal subjektif sebagaimana manusia yang dapat berbeda-beda dalam memaknai sebuah gumpalan awan. Selain itu, penggunaan bambu dan materi eco faux dari Viro dalam instalasi seni ini bertujuan untuk menunjukkan harmoni antara bahan yang bersifat terurai dalam waktu tertentu (bambu) dan pilihan yang lebih berkelanjutan dan tahan lama (eco faux) untuk menggelitik rasa ingin tahu dari mereka yang melihat karya seni ini dan perlahan membangun kesadaran untuk semakin peduli terhadap lingkungan,” jelas Joko Avianto.
Sementara itu, desainer interior yang pada tahun sebelumnya telah berperan besar dalam membantu Viro menyabet penghargaan sebagai The Most Innovative Booth di CASA Indonesia 2018, kembali memperlihatkan talentanya.
Tahun ini, Kezia Karin membawa konsep segar yang inspirasinya juga diambil dari kepeduliannya terhadap isu lingkungan yang hangat saat ini yaitu, sampah plastik sekali pakai.
Melalui konsep Makrame, Karin berupaya untuk merefleksikan keharmoniasan akulturasi budaya pesisir dengan keindahan biota laut.
“Isu sampah plastik sekali pakai, seperti botol air mineral maupun makanan kemasan, paling berdampak pada mahluk yang hidup di laut, dan juga masyarakat yang ada di pesisir pantai. Untuk itu, desain yang kami ciptakan di tahun ini mencerminkan dua elemen tersebut yang direfleksikan melalui permainan warna kuning yang melambangkan pasir, serta gradasi biru dan hijau yang menggambarkan air laut. Desain yang bermain di penggunaan beberapa level dan juga langit-langit yang tinggi menandai bentuk arsitektur khas pesisir,” terang Kezia Karin.
Sebagai perusahaan anak negeri, Viro terus berupaya untuk menghadirkan inovasi produk yang memiliki dampak lebih minim terhadap lingkungan.
Material eco faux dari Viro misalnya, memiliki masa pakai hingga 20 tahun, dan dapat didaur ulang hingga 7x pemakaian.
“Selain menunjukkan fleksibilitas pemakaian material eco faux, kedua karya ini merupakan bentuk dukungan Viro yang dapat menjadi sarana penyampai pesan agar masyarakat memberikan perhatian lebih terhadap alam dan lingkungan,” tutup Johan.
Karya Clouds ini dapat dinikmati pengunjung di area Designer’s Booth/ Joko Avianto sementara keindahan booth Viro yang mencerminkan keharmoniasan akulturasi budaya pesisir dan keindahan biota laut dapat ditemukan di Booth L10.
Kedua mahakarya ini dapat dikunjungi oleh publik di ajang CASA Indonesia 2019 yang berlangsung sejak 2-5 Mei 2019 di Ballroom Hotel Ritz Carlton, Pacific Place.