Surabaya (14/12) – Konsistensi Anabata dalam menyelenggarakan event arsitektur yang tidak hanya menjadi sarana berkumpul para praktisi arsitektur dan desain, namun juga menjadi sarana berbagi sudut pandang perkembangannya di Indonesia maupun di dunia, kembali terlihat pada gelaran Anabata Talk Series #2 pada Sabtu, 14 Desember 2019 bertempat di Hotel Majapahit, Surabaya. Didukung oleh Technal sebagai sponsor utama, seri kedua Anabata Talk Series #2 by Technal kali ini dihadirkan di Surabaya dengan mengusung tema “Density and Space”.
Dalam menghasilkan sebuah karya, proses desain menjadi hal terpenting sehingga dapat menghasilkan arsitektur yang baik dan mempunyai pengaruh dan kesan bagi penghuninya. Tiap arsitek memiliki proses sendiri dan perjalanan yang berbeda-beda dalam pendekatannya menghadapi proyek yang ditangani. Pada penyelenggaraan Anabata Talk Series #2 kali ini, menampilkan dua arsitek Jepang; Jun Igarashi dari Jun Igarashi. Arsitek yang berbasis di Hokkaido dan Junya Ishigami dari Junya Ishigami +Associates yang berbasis di Tokyo serta arsitek Indonesia yaitu Antony Liu dari Studio TonTon yang berbasis di Jakarta. Ketiganya dipandu oleh moderator Achmad D. Tardiyana dan Host Budi Kurniawan yang juga merupakan praktisi arsitektur di Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh 240 peserta yang terdiri dari arsitek professional dan praktisi desain dari berbagai instansi. Tema Density and Space sendiri dipilih untuk mengulik bagaimana karya arsitektur yang dihasilkan merespon kepadatan lahan dan lingkungan sekitarnya serta mengulik bagaimana makna yang tersirat didalam karya-karyanya.
Para pembicara, memberikan paparan secara mendalam mengenai proses mendesain yang dilakukan dalam proyek yang ditangani. Sebagai salah satu pendiri Jun Igarashi Architects.inc yang juga merupakan instruktur arsitektur untuk Institut Teknologi Nagoya, Jun Igarashi banyak menggunakan riset sebagai salah satu instrument utama dalam mendesain. Hal ini dapat dilihat pada arsitekturnya yang memiliki makna mendalam dan peka dalam merespon factor kontekstual lahan. “Jika dicontohkan seperti suatu pisau untuk memotong kertas, pisau dibuat untuk suatu tujuan, begitu juga dengan karya-karya arsitektur. Tapi sebenarnya dibalik itu ada juga pesan yang ingin disampaikan.” Ungkap Jun Igarashi yang diterjemahkan oleh translator saat dijumpai pada sesi wawancara media.
Sementara itu, pembicara lainnya, Junya Ishigami yang merupakan pendiri junya.ishigami +associates salah satu praktik arsitektur terproduktif Jepang saat ini, arsitekturnya mempunyai desain yang berbeda dari arsitek terkemuka lainnya. Gaya dan karakter yang mereduksi sekat antara bangunan dengan alam menjadi ciri yang dapat dilihat pada tiap karya arsitektur yang terbangun.
Dalam Anabata Talk Series #2 juga menghadirkan arsitek Indonesia, Antony Liu dari Studio TonTon, Jakarta yang memaparkan karya-karya arsitekturnya. “Ada 3 proyek, dua dari ketiganya sedang dikonstruksi disini di Surabaya, kita di apthermal yang lebih padat. Bagaimana responnya, bagaimana space yang diciptakan, karakter arsitektur terhadap iklim, yang juga bisa menikmati air, angin, sinar matahari adalah hal yang kita presentasikan.” Paparnya dalam sesi wawancara media.