Kini merancang bangunan hijau ramah lingkungan semakin mudah dan cepat, dengan hadirnya sebuah perangkat yang dapat menjadi panduan bagi arsitek dan pengembang untuk mewujudkan proyek-proyeknya.
IFC (International Finance Coroporation), bagian dari Bank Dunia, bekerjasama dengan Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) meluncurkan program sertifikasi EDGE untuk mendorong pertumbuhan pembangunan gedung yang menggunakan sumber daya secara efisien.
EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) adalah sistem sertifikasi bangunan hijau yang membuktikan bahwa membangun dengan menerapkan praktek-praktek yang bertanggung-jawab secara lingkungan di negara berkembang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip bisnis.
EDGE menyediakan perangkat lunak secara gratis yang memungkinkan para arsitek dan pengembang memilih solusi teknis sekaligus biaya-biaya ekstra, jumlah penghematan energi yang bisa dicapai hingga jangka waktu pengembalian biaya ekstra.
Desain yang lebih baik mengurangi pemakaian energi serta air dan yang pada akhirnya menurunkan biaya pemakaian listrik dan air yang harus dibayar pemilik dan penyewa.
“Melihat pertumbuhan sektor konstruksi yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan di Indonesia, kerugian ekologis dan finansial akan terjadi kecuali jika kita menerapkan pembangunan kota yang berkesinambungan,” ujar Andreas Suhono, Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Kami mendorong para investor, perusahaan pengembang, dan para praktisi untuk membangun lebih banyak lagi gedung yang bisa dipertanggungjawabkan dari segi lingkungan dengan memilih standar sertifikasi sukarela seperti EDGE”.
Di Indonesia, gedung-gedung saat ini menyedot 30 persen dari total konsumsi energi dan angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 40 persen pada tahun 2030. Hingga sepertiga dari konsumsi energi dan air yang dipakai gedung-gedung di Indonesia dengan mudah bisa dikurangi melalui desain dan pengelolaan gedung yang lebih baik.
“EDGE adalah alat/cara yang mudah, cepat serta terjangkau untuk menyakinkan para pengembang agar merancang gedung-gedung yang lebih baik,” ujar Naning Adiwoso, pimpinan GBC Indonesia. “Kami melihat EDGE sebagai pelengkap bagi sertifikasi GREENSHIP yang dikeluarkan oleh GBC Indonesia yang akan membantu memperbesar jumlah perumahan dan gedung komersil yang memanfaatkan sumber daya secara efisien.”
Selama tujuh tahun mendatang, GBC Indonesia akan mengembangkan pasar bagi EDGE dan berperan sebagai lembaga sertifikasi pihak ketiga. IFC dan GBC Indonesia menargetkan pemberian sertifikasi untuk 20 persen proyek pembangunan baru di Indonesia, setara dengan 80.000 unit rumah. Penetrasi sertifikasi seperti ini akan mengurangi 1.2 juta ton emisi gas rumah kaca setiap tahun, mencegah pemakaian energi sebesar 500 megawat per jam, dan menghemat hampir $200 juta dolar Amerika setiap tahun pada tahun 2021.
“Dengan memperkenalkan EDGE, IFC menawarkan solusi bagi pasar dengan memaparkan secara rinci penghematan biaya membangun gedung hijau,” ujar Prashant Kapoor, Principal Green Building Specialist IFC. “Sekarang saatnya mendorong penggunaan desain bangunan hijau secara besar-besaran di Indonesia.”
Sebelumnya pada tanggal 4 Juni 2015, EDGE juga diperkenalkan dalam seminar Indonesia Archtecture Networking Event yang diselenggarakan di Indobuildtech Jakarta 2015.
Seminar membahas perkembangan regulasi dan perangkat pendukung implementasi gerakan Green Building di Indonesia, dengan pembicara: Dian Prasetyawati, ST, MT, MSc, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, Prasetyoadi, S.T., MUDD., IAI, Director of Rating Development of Green Building Council Indonesia dan Ir. Jatmika Adi Suryabrata, M.Sc., Ph.D, sebagai Green Building Consultant of International Finance Corporation (IFC) – World Bank Group.
Software EDGE tersedia gratis di www.edgebuildings.com
Untuk informasi lebih lanjut tentang EDGE Indonesia, unduh brosur di sini.