Kompetisi konstruksi berkelanjutan berhadiah $2 juta kembali dibuka
Penghargaan Internasional Lafarge Holcim Awards ke-5 mencari solusi berkelanjutan untuk kota dan lingkungan
Lafarge Holcim Foundation for Sustainable Construction kembali membuka kompetisi desain konstruksi berkelanjutan paling bergengsi di dunia. Lafarge Holcim Awards yang sebelumnya dikenal dengan Holcim Awards mencari proyek unggulan dari para professional maupun ide berani dari generasi muda yang menggabungkan konsep konstruksi berkelanjutan dengan keunggulan arsitektur. Kompetisi ini akan menilai ide-ide terbaik untuk mengatasi tantangan saat ini; urbanisasi dan peningkatan kualitas hidup.
Selama 60 tahun urbanisasi, populasi perkotaan meningkat rata-rata sebesar 4,4 persen. Puncaknya pada 2013, populasi perkotaan di Indonesia mencapai 130 juta jiwa atau 52 persen dari total penduduk Indonesia. Kurang dari 10 tahun sejak saat ini atau tepatnya pada 2025, populasi perkotaan ditaksir meningkat menjadi 68 persen.[1]
“Masyarakat yang berbondong-bondong pindah dari desa ke kota memicu maraknya pembangunan yang dapat berdampak langsung pada kualitas hidup dan lingkungan di dalamnya. Cara kita merancang serta membangun sangat berpengaruh terhadap kehidupan serta ruang dimana kita beraktivitas. Itulah mengapa Lafarge Holcim Foundation menjalin kemitraan untuk mempromosikan konstruksi berkelanjutan di sepanjang rantai nilai dari desain hingga pembangunan,” ujar Oepoyo Prakoso, Sustainable Development Manager – Holcim Indonesia & Lafarge Holcim Awards 5th Cycle Country Coordinator.
Untuk mencapai tujuan ini, LafargeHolcim Foundation telah mengidentifikasi the five target issuesyang bertujuan untuk memperjelas prinsip mempertahankan habitat manusia untuk generasi mendatang, sekaligus menjadi dasar penilaian dalam Lafarge Holcim Awards. “Perencanaan, pembangunan dan konstruksi dapat berperan aktif dalam keberlanjutan. Salah satu caranya dengan menerapkan 5 target issues atau kriteria konstruksi berkelanjutan, yaitu; Progress– inovatif dan dapat dicontoh, People – etis dan melibatkan masyarakat, Planet – keberlanjutan lingkungan dan sumber daya alam, Prosperity – layak secara ekonomi, dan Place – memenuhi unsur estetis,” terang Profesor Gunawan Tjahjono – Guru Besar Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia dan anggota dewan juri Holcim Awards Asia Pacific 2008 dalam pemaparannya pada Forum Arsitektur Archinesia #17 di hari yang sama.
Lafarge Holcim Awards yang kini memasuki putaran kelima terbagi dalam dua kategori, yaitu kategori utama dan Next Generation. Kategori utama dibuka bagi arsitek, perencana, insinyur, mahasiswa jurusan terkait, pemilik proyek, pengembang dan kontraktor yang menunjukkan praktik konstruksi berkelanjutan pada penggunaan teknologi, aspek lingkungan social ekonomi, dan budaya dalam perencanaan dan konstruksi proyeknya. Proyek harus telah mencapai tahap lanjutan dari sisi desain, memiliki probabilitas tinggi untuk dieksekusi, dan belum memulai proses pembangunan sebelum 4 Juli 2016.
Peserta di bawah umur 30 tahun juga dapat mengirimkan konsep visioner dan ide beraninya dalam kompetisi ini melalui kategori Next Generation yang khusus diperuntukkan bagi mahasiswa dan professional muda.
“Penghargaan ini menjadi ajang yang menarik untuk mengedepankan karya yang mungkin sederhana, tapi sebenarnya punya dampak luar biasa secara positif terhadap konteksnya.Lafarge Holcim Awards member pengertian baru bahwa karya arsitektur yang peduli lingkungan tidak hanya berbicara tentang alam, tapi juga manusia, ekonomi dan bahkan keberlanjutan teknologi di dalamnya. Ini merupakan satu-satunya penghargaan di bidang arsitektur yang memiliki nilai multi dimensi.” Ujar Ary Indra, pemenang ketiga Kategori Utama dalam Holcim Awards National Competition 2015.
Oepoyo menjelaskan lebih dalam mengenai kompetisi Lafarge Holcim Awards, “kompetisi ini dibagi dalam lima wilayah geografis, masing-masing wilayah akan dinilai oleh juri dan tim ahli dari wilayah tersebut. Indonesia yang termasuk dalam wilayah Asia Pasifik akan dinilai oleh dewan juri yang diketuai oleh Donald Bates, Chair of Architectural Design dan Profesor dari the University of Melbourne serta Direktur dari LAB Architecture Studio, Australia.” Para pemenang akan diumumkan pada pertengahan tahun 2017 dan secara otomatis lolos ke kompetisi Lafarge Holcim Awards global pada 2018.
“Tujuan utama Lafarge Holcim Foundation adalah memilih dan mendukung berbagai inisiatif yang melampaui solusi teknis untuk mempromosikan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan solusi yang merangkul keunggulan arsitektur dan meningkatkan kualitas hidup. Sejalan dengan itu, Holcim Indonesia akan terus mengajak masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang member dampak positif berkelanjutan. Semoga Lafarge Holcim Awards dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat umum maupun pakar Arsitektur di Indonesia untuk terus berkarya menciptakan berbagai bangunan dengan berbagai manfaat. Kami berharap penyelenggaraan kompetisi ini juga akan semakin baik di tahun-tahun mendatang,” tutup Oepoyo Prakoso.
[1]http://properti.kompas.com/read/2016/10/05/180000621/gentrifikasi.fenomena.kota.yang.berevolusi